Navigation

Pacar Kuning Biru (PKB)



PACAR KUNING BIRU
Setiap momentum refleksi hari-hari bersejarah,  sahabat-sahabat dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) tidak pernah ketinggalan ikut menyuarakan suara rakyat dengan melakukan long macth dari bundaran Ramayana sampai ke gedung Pemerintah Daerah Karawang, teriakan-teriakan berupa kritikan kepada pemerintah seolah-olah telah bersinergi dengan alam. Hujan panas bagi kami telah menjadi hal yang biasa, diusir, dicemooh bahkan sampai bergesekan dengan aparat kepolisian itu telah menjadi makan siang kami, kami tak pernah takut walaupun kami harus meringkuk disel tahanan, ataupun kami harus tertembak senapan orang kapitalis, bagi kami itu adalah resiko perjuangan, haram hukumnya bagi kami untuk tidak mengatakan hal yang menjadi sebuah kebenaran. Qullil haq wallaukana murron ( katakanlah yang sebenarnya walaupun pahit ).
Ada beberapa pandangan mengenai factor penyemangat gerakan yang utama adalah wanita, walaupun ada pandangan lain bahwa wanita itu adalah pelemah gerakan. Tapi tak dapat dipungkiri banyak aktivis-aktivis yang berpacaran dengan sahabat seperjuangan yang satu bendera satu ideology pula. Kesuksesan soekarno pun itu tidak terlepas dari peran para perempuan-perempuan yang menjadi sandaran hatinya. Serasa belum lengkaplah perjuangan seorang aktivis ketika tak ada seorang perempuan yang menjadi spirit gerakan dihatinya. Pacar biru kuning adalah pacar ideology yang mana ada seorang aktivis yang mengenyampingkan perasaannya demi sebuah organisasi, demi sebuah ideology, dia lebih memilih ideology dari pada seorang perempuan. bukan dia anti perempuan tetapi dia ingin memusatkan perhatiannya kepada permasalahan-permasalahan social yang dimana menyangkut hidup orang banyak.  Dia takut ketika berpacaran malah menjadikan dia lemah karena terbagi-bagi focus perhatiannya.
Baginya pacar itu nomor sekian yang utama adalah kepentingan yang menyangkut hidup orang banyak, sungguh membuat bulu kuduk ini naik karena takjub dengan keidealisannya, dengan loyalitasnya yang tinggi terhadap organisasi. Ketika teman-temannya sibuk dengan urusan pribadinya masing-masing, iya berjalan sendiri walaupun kadang sering menemukan kebuntuan saat bergerak, karena orang-orang yang disekitarnya kurang merespon.  Dia sempat diasingkan oleh orang-orang pembuat kebijakan di Fakultas tempat ia menuntut ilmu, karena kekritisannya membuat jajaran-jajaran fakultas geram kepadanya karena iya sering mengkorek-korek masalah kebijakan yang tidak pro terhadap mahasiswa.
Pengalaman  berpacaran dengan aktivis seideologi  itu malah menambah kelesuan dalam berorganisasi, kecanggungan dalam bertindak, maka tak heran kalau dia memutuskan tali percintaan yang seideologi, itu bukan karena tak cinta ataupun sudah bosan itu semata-mata untuk kepentingan bersama. Kepentingan aku, kamu dan organisasi, dan sampai saat ini dia belum pacaran lagi, dia ingin focus dalam berorganisasi, kelak juga akan datang seorang wanita yang dapat mengerti dan menyayanginya kalau sudah datang waktunya. Itulah sedikit artikel tentang Pacar Kuning Biru.
Share

Senja Merah

Post A Comment: